Foto Planet Planet Luar Angkasa

Foto Planet Planet Luar Angkasa

Susunan Tata Surya Planet Dalam dan Planet Luar

Susunan Tata Surya di bagi menjadi dua, yaitu planet dalam dan planet luar. Berikut ini urutan planet beserta penjelasannya:

Susunan Tata Surya Planet Dalam

Berikut ini urutan planet luar di mulai dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Jupiter adalah planet terbesar di Tata Surya dan planet terdekat kelima dari Matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, Jupiter adalah raksasa gas dengan massa seperseribu massa Matahari dan dua setengah kali jumlah massa semua planet lain di Tata Surya.

Memiliki atmosfer luar yang terbagi menjadi beberapa lapisan, badai, cincin tipis, magnetosfer yang kuat, dan paling tidak 67 satelit alami. Jupiter ditemukan sejak zaman kuno dan memiliki magnitudo tampak yang cukup terang ketika diamati dari Bumi.

Saturnus atau zohal adalah planet keenam dari Matahari dan merupakan planet terbesar kedua di Tata Surya setelah Jupiter. Planet ini memiliki rona kuning pucat karena kristal-kristal amonia yang memenuhi atmosfer bagian atasnya.

Saturnus memiliki medan magnet yang lebih lemah dari Bumi, tetapi momen magnetiknya 580 kali lebih besar. Kecepatan angin di Saturnus dapat mencapai 1.800 km/h, lebih tinggi dari kecepatan angin di Jupiter.

Saturnus terkenal dengan sistem cincinnya yang unik dan memiliki 82 satelit alami, dengan Titan sebagai satelit alami terbesar kedua di Tata Surya yang memiliki atmosfer tebal.

Uranus, planet ketujuh di Tata Surya, dinamai dari dewa Yunani, Ouranos. Planet ini memiliki jari-jari dan massa yang besar, sehingga sering disebut sebagai raksasa es. Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, dan unsur “es” seperti air, amonia, dan metana, dengan suhu terendah di Tata Surya.

Uranus memiliki cincin, magnetosfer, dan satelit, serta sistem kutub yang unik. Pada tahun 1986, wahana antariksa Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet tanpa pita awan atau badai, tetapi pengamat di Bumi melihat perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun 2007. Kecepatan angin di permukaan Uranus dapat mencapai 250 meter per detik.

Neptunus, planet terjauh dari Matahari dan dinamai dari dewa lautan Romawi, memiliki diameter 49.530 km dan massa 17 kali lebih besar dari Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 30,1 sa atau sekitar 4.450 juta km dengan periode rotasi 16,1 jam dan periode revolusi 164,8 tahun.

Planet ini memiliki simbol astronomis ♆. Neptunus ditemukan pada tanggal 23 September 1846 melalui prediksi matematika oleh Alexis Bouvard. Neptunus memiliki satu wahana angkasa yang mengunjunginya, yaitu Voyager 2 pada tahun 1989.

Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus, dengan atmosfer yang mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, nitrogen, dan “es” seperti air, amonia, dan metana. Neptunus dijuluki sebagai “raksasa es” bersama Uranus karena komposisi dan struktur internalnya yang terdiri dari es dan batu.

Neptunus memiliki atmosfer yang aktif dan menunjukkan pola cuaca, seperti Titik Gelap Besar yang terdapat di belahan selatan planet. Atmosfer luar Neptunus merupakan salah satu tempat terdingin di Tata Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K), sementara suhu intinya diperkirakan sebesar 5.400 K (5.000 °C).

Neptunus memiliki sistem cincin yang tipis dan ditemukan pada tahun 1960-an dan dipastikan keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989.

Baca juga: Planet: Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, dan Urutannya

Komet adalah benda langit yang beredar mengelilingi matahari dengan bentuk orbit elips, lonjong, parabolis, atau hiperbolis. Nama komet berasal dari bahasa Yunani yang berarti “rambut panjang”.

Komet terdiri dari es dan debu yang membeku, dan ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusunnya menguap membentuk kepala gas dan ekor.

Komet dapat dilihat ketika masih jauh dari Matahari dan terdiri hampir seluruhnya dari gas dan debu yang membeku, sehingga berbeda dengan asteroid.

Matahari adalah bintang terbesar di tata surya dan terletak di pusatnya. Dengan diameter sekitar 1,4 juta kilometer, hampir 109 kali lebih besar dari Bumi dan memiliki massa sekitar 330.000 kali lebih besar dari Bumi.

Hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium, serta beberapa elemen berat. Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar, dan saat ini memulai fusi nuklir hidrogen menjadi helium.

Dalam beberapa miliar tahun ke depan, seluruh hidrogen dalam matahari akan habis dan akan mati menjadi katai putih. Matahari tampak kuning dari Bumi karena pembauran cahaya biru di atmosfer.

Baca juga: 10 Strategi SEO Terbaru Untuk Meningkatkan Traffic Website Anda

Dalam susunan tata surya, terdapat perbedaan antara planet dalam dan planet luar. Planet dalam terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet ini lebih kecil, padat, dan memiliki orbit yang lebih dekat ke Matahari.

Sedangkan planet luar terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet luar lebih besar, ringan, dan memiliki orbit yang lebih jauh dari Matahari. Kedua kelompok planet ini dipisahkan oleh asteroid sabuk yang memisahkan orbit Mars dan Jupiter.

Kedua kelompok planet ini juga memiliki perbedaan dalam komposisi dan kondisi atmosfernya. Planet dalam cenderung memiliki atmosfer yang tebal dan beragam, sementara planet luar didominasi oleh gas-gas ringan dan tidak memiliki permukaan yang padat.

Perbedaan ini menjadi penting dalam mempelajari asal usul tata surya dan mengeksplorasi planet-planet di dalamnya.

Please follow and like us:

Ayo Bergabung dengan Universitas Jenderal Achmad Yani!

Sahabat Minjend, jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang luar angkasa, planet-planet, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, bergabunglah dengan Universitas Jenderal Achmad Yani! Di sini, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di bidang yang kamu minati dan berkontribusi dalam dunia ilmu pengetahuan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia pendidikan!

Informasi Pendaftaran Mahasiswa baru follow IG @infopmbunjani, mau tanya atau ngobrol? DM ya. Terimakasih. informasi ter-update selalu di update disana, sampai jumpa di kampus.

Mengapa planet di ruang angkasa tidak bertabrakan satu sama lain?

Bobo.id - Dalam sistem tata surya kita, ada delapan planet tersusun berurutan dan mengorbit Matahari.

Bumi, yang menjadi planet tempat kita tinggal merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya galaksi Bima Sakti.

Selain planet yang ada di galaksi Bima Sakti, ternyata masih ada berbagai planet lainnya, lo.

Uniknya, meski planet-planet yang ada di ruang angkasa ini jumlahnya sangat banyak dan saling bergerak, tidak ada planet yang bertabrakan satu sama lain.

Apa yang menyebabkan planet-planet ini tidak saling bertabrakan satu sama lain, ya?

Cari tahu jawabannya berikut ini, yuk!

Baca Juga: Hujan Meteor Ternyata 30 Kali dalam Setahun, Ketahui Fakta Menarik Meteor Lainnya

Gaya Gravitasi Mengatur Orbit Masing-Masing Planet

Alasan pertama mengapa planet di ruang angkasa tidak saling bertabrakan adalah karena adanya gaya gravitasi.

Orbit masing-masing planet diatur oleh gaya gravitasi. Bukankah di ruang angkasa hanya memiliki gravitasi yang sangat tipis, Bo?

Baca Juga: Tahukah Kamu Mengapa Langit Berwarna Biru? Ternyata Ini Penjelasannya

Ya, meskipun tipis atau sedikit, bukan berarti benda langit di ruang angkasa tidak memiliki gaya gravitasi.

Setiap benda di yang memiliki massa pasti memiliki gaya gravitasi, teman-teman.

Matahari sebagai pusat tata surya juga memiliki gaya gravitasi yang lebih besar dari benda langit lainnya.

Gaya gravitasi dari Matahari inilah yang kemudian menarik benad-benda langit lainnya untuk bergerak mendekatinya.

Baca Juga: Mengenang Michael Collins, Salah Satu Atronaut Misi Apollo 11 yang Pertama Kali Mendaratkan Manusia di Bulan

Hal inilah yang menyebabkan planet-planet bergerak mengelilingi Matahari, karena planet-planet akan terpaksa bergerak dalam sebuah orbit untuk mengelilingi Matahari.

Namun gaya gravitasi Matahari tetap tergantung pada jarak, sehingga orbit masing-masing planet tetap berjauhan dan tidak saling mengganggu.

Orbit Planet Tidak Selalu Berbentuk Bulat

Planet-planet di ruang angkasa memang selalu bergerak mengelilingi dan mengorbit Matahari.

Uniknya, orbit setiap planet ini tidak selalu berbentuk bulat, teman-teman. Ada juga planet yang mengorbit dengan bentuk lonjong atau elips.

Orbit planet yang berbentuk elips ini disebabkan karena kecepatan bergerak planet yang tinggi.

Baca Juga: Ternyata Astronaut Juga Beraktivitas Seperti Manusia di Bumi, Apa Saja Aktivitas Astronaut di Ruang Angkasa, ya?

Semakin cepat sebuah planet bergerak, maka bentuk orbitnya akan semakin elips.

Apa lagi faktor yang menyebabkan planet di ruang angkasa tidak saling bertabrakan saat bergerak, ya?

Ketahui jawaban lengkapnya di video ini, yuk!

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi

Susunan tata surya – Tata Surya adalah sistem planet yang paling banyak dipelajari di dunia karena merupakan bagian penting dalam pemahaman astronomi.

Sistem ini terdiri dari delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, serta asteroid, komet, dan benda-benda kecil lainnya yang mengorbit Matahari.

Kedelapan planet tersebut terdiri dari dua jenis planet, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, sementara planet luar terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Fakta Menarik tentang Luar Angkasa

Halo, Sahabat Minjend!

Luar angkasa selalu menjadi sumber misteri dan keajaiban yang tak pernah habis untuk dieksplorasi. Dari bintang-bintang yang berkelap-kelip hingga planet-planet yang jauh, ada begitu banyak fakta menarik yang bisa kita pelajari. Mari kita jelajahi beberapa fakta mencengangkan tentang luar angkasa dan planet lain!

Fakta Menarik tentang Planet Lain

Luar angkasa dan planet-planet lain menyimpan begitu banyak keajaiban dan misteri yang menunggu untuk diungkap. Dari matahari yang mendominasi tata surya hingga planet-planet dengan karakteristik unik, setiap penemuan baru membawa kita lebih dekat untuk memahami alam semesta yang luas ini.

Susunan Tata Surya Planet Dalam

Urutan planet dalam dimulai dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Merkurius adalah planet terkecil dan terdekat dengan Matahari di Tata Surya. Periode revolusinya sangat singkat, hanya 87,79 hari, dan ia merupakan planet inferior dengan orbit di sebelah dalam orbit Bumi. Dalam pengamatan dari Bumi, jarak sudutnya dari Matahari tidak pernah melebihi 28°.

Merkurius hanya bisa dilihat dekat ufuk barat setelah matahari terbenam atau ufuk timur sebelum matahari terbit. Planet ini terkunci pasang surut terhadap Matahari dengan putaran-resonansi orbit 3:2. Sumbu Merkurius memiliki kemiringan terkecil dan eksentrisitas orbit terbesar dari semua planet di Tata Surya.

Permukaannya penuh dengan kawah dan mirip dengan Bulan, menunjukkan bahwa geologi permukaannya telah berhenti selama miliaran tahun. Suhu permukaannya sangat beragam, berkisar dari 100 K pada malam hari hingga 700 K pada siang hari. Merkurius tidak memiliki satelit alami yang diketahui.

Baca juga: 7 Teori Pembentukan Tata Surya Yang Wajib di Ketahui

Venus adalah planet kedua terdekat dari Matahari setelah Merkurius. Ia mengorbit Matahari dalam waktu 224,7 hari Bumi dan tidak memiliki satelit alami. Venus dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi, merupakan objek alami tercerah kedua di langit malam setelah Bulan.

Venus kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip. Akan tetapi, Venus memiliki atmosfer terpadat di antara planet-planet kebumian yang terdiri dari 96% karbon dioksida.

Tekanan atmosfer permukaan Venus 92 kali lebih besar daripada Bumi dan suhu rata-rata permukaannya sebesar 735 K. Venus tidak memiliki siklus karbon, samudra, atau kehidupan organik dan permukaannya diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif.

Venus mungkin pernah memiliki samudra, namun sekarang telah menguap karena efek rumah kaca yang berkelanjutan. Akibat dari ketiadaan medan magnet internal di Venus, angin matahari telah membuat hidrogen bebas mengalami pelepasan ke luar angkasa.

Permukaan Venus bergurun, kering, dan diselingi oleh batuan yang diperbarui secara periodik oleh aktivitas vulkanik. Venus disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja karena kecerahan maksimalnya dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

Bumi adalah planet terpadat dan terbesar kelima di Tata Surya serta planet terbesar dari empat planet kebumian. Planet ini terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu dan kehidupan muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.

Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau. Litosfer Bumi terdiri dari beberapa segmen lempeng tektonik, dan interior Bumi masih aktif. Bumi berinteraksi dengan objek lain di Tata Surya dan Bulan adalah satelit alami Bumi.

Perputaran Bumi pada sumbunya menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris, dan miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim dengan periode satu tahun tropis.

Mars, planet keempat terdekat dari Matahari, dinamai dari dewa perang Romawi dan sering disebut “planet merah” karena keberadaan besi(III) oksida di permukaannya, Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer tipis, memiliki kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es.

Ada Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya, dan cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars. Meskipun lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan Venus, keadaan di Mars tidak ideal untuk manusia karena suhu udara yang rendah dan tekanan udara yang rendah dengan sebagian besar karbondioksida.

Ada 2 satelit, Fobos dan Deimos, dan Mars mengelilingi Matahari selama 687 hari dengan rotasi 25,62 jam. Meskipun tidak ditemukan jejak kehidupan di sana, di daerah Cydonia Mensae ada sebuah kenampakan unik berupa perbukitan yang menyerupai wajah manusia, meskipun kini terbukti sebagai kenampakan alam biasa.

Baca juga: Teori Bintang Kembar: Proses Pembentukan Tata Surya